peSawAt herCules jTuh

Di kala kamera media asik meliput aksi politisi memasang ‘ranjau’ dan ‘bom politik’ di sana-sini, kita mendapatkan jeda yang mengagetkan: dentuman keras sebuah pesawat di atas atap rumah warga Geplak Madiun pagi ini. Sebuah Pesawat Hercules C 130 jenis Long Body yang mengangkut 120 penumpang jatuh di Desa Geplak, Kecamatan Karas, Magetan, Jawa Timur, Rabu 20 Mei 2009 sekitar pukul 06.25 Waktu Indonesia Barat.

Pesawat bernomor A-1325 ini terbang dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, dengan tujuan Makassar, satu jam sebelum jatuh. Di kawasan Jawa Timur, pesawat yang mampu mengangkut 120 penumpang ini hendak mendarat di Lanud Iswahyudi, Magetan.

Saksi mata melihat pesawat berusia 40 tahun itu terbang dalam kondisi oleng. “Dua pelampung penyelamatan juga sempat dikeluarkan,” kata beberapa saksi mata kepada wartawan ANTV, Mochammad Ridwan, yang berada di lokasi kecelakaan.

Lalu pesawat jatuh menimpa dua rumah warga serta persawahan. Seorang warga sipil yang juga pemilik rumah dipastikan tewas di lokasi kejadian. Korban diketahui bernama Muslimah, pemilik salah satu rumah yang tertimpa pesawat Hercules.

Sebelumnya, petugas terlihat mengevakuasi sekitar sepuluh korban tewas dari reruntuhan pesawat. Para korban terlihat masih mengenakan seragam TNI Angkatan Udara. Tim pemadam kebakaran terlihat kesulitan memadamkan api yang terus berkobar.

Api terus menjalar di bagian depan hingga ke tengah badan pesawat. Sebagian korban dievakuasi ke Rumah Sakit Iswahyudi dan Soedono, Madiun. Hingga kini, belum ada kepastian data korban tewas.
Profil Pesawat Naas Hercules C 130

VIVAnews – Pesawat Hercules C 130 jenis Long Body yang mengangkut 120 penumpang jatuh di Desa Geplak, Kecamatan Karas, Magetan, Jawa Timur, Rabu 20 Mei 2009 sekitar pukul 06.25 Waktu Indonesia Barat.

Menurut informasi, pesawat dengan nomor registrasi A1325 itu sempat meledak dua kali. Pesawat itu menimpa dua rumah warga sampai hancur sebelum terbakar dan menyusup di pepohonan bambu.

Pesawat C-130 merupakan pesawat terbang bermesin empat mesin turbo yang bertugas sebagai pengangkat udara taktikal utama untuk pasukan militer di banyak bagian dunia. Mampu mendarat dan lepas landas dari runway yang pendek atau tidak disiapkan.

Sebelumnya, pesawat tersebut adalah dipergunakan pengangkut tentara dan pesawat kargo yang sekarang ini juga digunakan untuk berbagai macam peran, termasuk infantri airborne, pengamatan cuaca, pengisian bahan bakar di udara, pemadam kebakaran udara, dan ambulan udara.

Peristiwa naas di Magetan bukan kali pertamanya dialami pesawat yang usianya diperkirakan lebih dari 30 tahun ini.

Berikut riwayat kecelakaan pesawat Hercules C 130 yang ditelusuri VIVAnews :

> 11 Mei 2009, Pesawat angkut Hercules C-130 Angkatan Udara lepas ban saat mendarat di bandara Wamena, Papua. Roda pesawat yang copot mengantam satu warga.

> 5 Oktober 1991, Hercules C-130 milik TNI-AU, jatuh di kawasan Condet, Jakarta Timur. Sebanyak 135 orang terdiri dari 12 awak dan 121 anggota Paskhas AU dan dua satpam Balai Latihan Kerja Departemen Tenaga Kerja, menjadi korban.

> 20 November 1985, Hercules C-130H-MP milik TNI-AU jatuh setelah menabrak dinding pegunungan Sibayak, dan menewaskan 10 awaknya.

ini videonya: [http://video.vivanews.com/read/4827-pesawat_hercules_tni_au_jatuh_di_magetan__jawa_timur]

Read More......

Pasca-Aksi Siswa SMAN 3 dan Sanksi Diknas

MALANG - Gejolak di civitas akademika SMAN 3 Malang agaknya akan terus berlanjut. Setelah gejolak para siswa reda usai aksi Rabu (20/5) kemarin, giliran para guru SMA favorit di Kota Malang itu. Sejumlah guru mengaku semakin tidak nyaman menyusul sanksi Dinas Pendidikan (Diknas) Kota Malang pada tiga guru yang membidani RSBI di sekolah tersebut.

Seperti diberitakan sebelumnya, buntut aksi demo seluruh siswa kelas X dan XI Rabu pukul 08.00-13.00 kemarin, tiga guru dikenai skorsing. Ketiganya adalah Abdul Teddy, guru biologi yang juga ketua program rintisan sekolah berstandar internasional (RSBI) SMAN 3; Suyati, guru Bahasa Indonesia yang juga menjabat bendahara program RSBI; dan Kukuh Retno, guru matematika. Tidak jelas apa kesalahan tiga guru itu sehingga mereka harus mendapat sanksi dari diknas. Inilah yang membuat para guru semakin tidak tenang.

Beberapa guru yang diwawancarai Radar mengaku kasihan dengan tiga guru itu. Alasannya, ketiga guru itulah yang berjuang sejak lama mewujudkan SMAN 3 menjadi RSBI hingga berhasil. Mereka juga memiliki kualitas yang baik. "Tapi kenapa kok malah mereka itu yang dibina diknas," ujar seorang guru SMAN 3 keheranan.

Padahal, lanjut guru itu, semua guru mengetahui apa dan siapa sesungguhnya yang menyebabkan SMAN 3 bergejolak seperti ini. Yaitu, proses pergantian kepala sekolah yang melanggar aturan. Guru yang minta namanya tidak dikorankan ini mengatakan, dalam aturan sudah dijelaskan bahwa kepala sekolah yang boleh memimpin sekolah RSBI adalah yang telah berpengalaman minimal lima tahun. Itu artinya, mereka yang punya kapasitas dan kapabilitas mempuni. Baik dari segi leadership maupun manajerial. "Tapi yang sekarang terjadi kan tidak, jadi sebenarnya sudah jelas kok masalahnya," ujarnya.

Namun, yang mengherankan para guru, justru guru-guru yang tidak bersalah itu yang ''dibina'' diknas, bukan kepala sekolahnya yang diangkat dengan tidak memenuhi aturan. Sebenarnya, kata sjeumlah guru, kondisi SMAN 3 tiga bisa kondusif lagi jika penyebab gejolak itu yang dibina. Jika kondisi itu tetap dibiarkan seperti ini, maka gejolak di internal sekolah akan terus berlanjut.

Apalagi, menurut informasi yang diperoleh sejumlah guru, sejumlah orang tua siswa SMAN 3 juga tidak terima sekolah itu dibiarkan terus bergejolak. Sehingga, mereka pun akan ikut turun tangan.

Sementara, dari pengamatan Radar saat para siswa melakukan aksi demo, kepala sekolah terlihat tidak mampu mengendalikan keadaan. Para siswa yang menggelar aksi juga tidak menggubris imbauan kepala sekolah untuk kembali ke kelas. Malahan, para siswa banyak yang bertepuk tangan saat kepala sekolah mengatakan kemungkinan tidak lama lagi juga akan dipindah.

Terpisah, Ketua Ikatan Alumni SMAN 3 Kota Malang Teuku Rizal Pahlevi berharap diknas dan wali kota bisa memenuhi janjinya untuk memproses pergantian kepala sekolah SMAN 3 itu. Sebab, salah satu sumber masalah yang ada di SMAN 3 adalah proses pergantian kepala sekolah yang tidak sesuai dengan aturan. Dia khawatir jika hal itu tidak dilakukan, bisa membuat situasi semakin tidak nyaman dan mempengaruhi belajar siswa. "Kami menunggu komitmen pemkot untuk memutasi kepala sekolahnya," kata Rizal kemarin sore. (lid/war)

Read More......

peLunCrAn InDoSat 2

Roket Proton Breeze M lepas landas dari pusat peluncuran roket Kosmodrom Baikonur, Kazakhstan, kemarin btanggal pagi. Roket ini mengantarkan satelit Indostar II menuju orbit.
Kehadiran satelit tersebut akan membuka peluang-peluang baru bagi Indonesia, terutama dalam industri penyiaran dan industri kreatif.Indostar II lepas landas pada pukul 00.57 GMT atau pukul 07.57 WIB dengan menumpang roket Proton Breeze M,produksi Khrunichev Research and Production Space Center,yang merupakan produsen wahana antariksa utama Rusia. Peluncuran disaksikan langsung tim PTMNCSky Vision(Indovision) yang dipimpin Direktur Utama Rudy Tanoesoedibjo.

Proton Breeze M dikenal sebagai roket tangguh yang sanggup meluncur dalam kondisi-kondisi ekstrem.Namun, Proton Breeze M tidak harus menghadapi tantangan cuaca saat meluncurkan Indostar II karena cuaca saat peluncuran sangat bersahabat. Matahari pagi bersinar cerah menerangi padang rumput di sekitar Launch Pad 39 di mana roket Proton Breeze M berdiri tegak menghadap langit.Suhu musim semi di Baikonur mencapai 14–16 derajat Celsius dan angin berembus dengan kecepatan 4–6 meter per detik.

Roket Proton Breeze M mulai dinyalakan pada dua detik sebelum peluncuran.Pada satu detik sebelum peluncuran, tenaga dorong roket itu ditingkatkan hingga 40% dari total. Setelah itu, tenaga didongkrak penuh hingga 100%. Proton Breeze M pun lepas landas. Asap tebal berwarna putih menyiratkan kilau keperakan akibat cahaya Matahari pagi saat Proton Breeze M melesat ke angkasa menembus langit.Detik-detik pertama peluncuran ini adalah masa-masa paling kritis.

Selama dua menit pertama, Proton Breeze M terbang denganroketpendorongpertama.Ini adalah roket pendorong bertenaga paling besar dari tiga roket pendorong yang diusung Proton Breeze M. Pada dua menit pertama setelah peluncuran, Proton Breeze M memerlukan roket pendorong bertenaga sangat besar karena saat itu gravitasi bumi masih berpengaruh kuat terhadap roket ini. Dua menit berlalu,Proton Breeze M pun mulai terbebas dari gravitasi bumi.

Pada tahap ini, roket tersebut masih dapat dilihat dengan mata telanjang.Ketika pengaruh gravitasi bumi berkurang,Proton Breeze M pun melepas roket pendorong pertama dan beralih ke tenaga roket pendorong kedua. Proton Breeze M melesat semakin tinggi hingga tidak terlihat lagi. Roket pendorong kedua ini digunakan hingga lima menit setelah Proton Breeze M meninggalkan landasan. Setelah itu, roket pendorong kedua pun dilepas.

Hingga menit kesembilan setelah peluncuran, satelit Indostar II melesat ke angkasa luar dengan roket pendorong ketiga dari Proton Breeze M. Pada menit ke-11 setelah peluncuran, satelit Indostar II melesat sendirian di angkasa luar dengan dukungan tenaga roket suborbit. Roket itu lima kali dihidup-matikan untuk mendorong Indostar II ke posisi orbit yang dikehendaki. Pada jam kesembilan setelah peluncuran, roket pendorong suborbit itu pun dilepas dan Indostar II meluncur secara mandiri di orbit.

Diperlukan waktu hingga sembilan hari bagi Indostar II untuk mencapai titik orbit yang diinginkan,yaitu 107,7 BT (Bujur Timur) padaketinggian36.000 km di atas permukaan laut. Peluncuran roket Proton Breeze M yang mengangkut satelit Indostar II ini dilakukan International LaunchServices(ILS) Inc,pemimpin industri jasa peluncuran satelit komersial di dunia. Setelah mengorbit, satelitIndostarIIakandioperasikan PT MediaCitra Indostar (MCI).

MCI akan memanfaatkan satelit itu untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas layanan televisi berlangganan Indovision di Indonesia. Indostar II diorbitkan untuk menggantikan satelit Indostar I yang sudahmengorbitsejak1997. IndostarII memiliki masa operasi 15 tahun. Satelit Indostar II diproduksi oleh Boeing Co. Satelit ini adalah tipe BS 601 HP. Ini adalah satelit paling laris produksi Boeing. Saat ini,diperkirakan ada sekitar 50 buah satelit BS 601 HP yang sudah mengorbit. Namun bagi Indonesia, Indostar II merupakan satelit penyiaran berkinerja tinggi yang pertama.

Sebagai satelit generasi baru, Indostar II menawarkan sejumlah peningkatan kinerja dibandingkan Indostar I. Di antaranya Indostar II memiliki lebih banyak transponder, memiliki jangkauan lebih luas,dan memiliki sinyal lebih kuat. Corporate Secretary PT MNC Sky Vision (Indovision) Arya Mahendra Sinulingga menjelaskan, dengan berbagai kelebihan satelit Indostar II,Indovisionakan mampu menyajikan layanan penyiaran DTH (direct-to-home) dengan kapasitas dua kali lebih banyak daripada dengan satelit Indostar I.

Dengan jangkauan satelit Indostar II yang lebih luas,Indovisionjuga akan mampu melayani lebih banyak wilayah di Indonesia. Adapun dengan sinyal Indostar II yang lebih kuat, layanan Indovision kelak akan lebih tahan terhadap cuaca sehingga ketika hujan besar terjadi, layanan Indovision masih bisa dinikmati dengan baik oleh pelanggan. “Saat dunia dilanda krisis keuangan global,masih ada perusahaan swasta nasional berani meluncurkan satelit ini karena dunia broadcasting (penyiaran) adalah sarana penting bagi kehidupan berbangsa.

Tidak dapat dimungkiri, media untuk menyatukan serta memberikan informasi kepada masyarakat masih didominasi penyiaran,” tutur Arya. Selain untuk penyiaran televisi, satelit Indostar II juga mampu menyajikan komunikasi internet berkecepatan tinggi. Potensi ini penting untuk mendukung pertumbuhan industri kreatif di Indonesia. Satelit Indostar II mampu menyediakan layanan komunikasi dua arah yang menjangkau Indonesia, India,Filipina,dan Taiwan.

Dirjen Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi (SKDI) Depkominfo Freddy H Tulung menyaksikan langsung peluncuran Indostar II di Kazakhstan. Freddy menilai, peluncuran satelit Indostar II akan membawa kemajuan dalam bidang penyiaran di Indonesia.“Atas nama Depkominfo, kami mengucapkan selamat kepada Indovision atas kesuksesan peluncuran satelit Indostar II,”ungkap Freddy.

Setelah Indostar II mencapai orbit 107,7 BT pada sembilan hari setelah peluncuran, satelit itu akan menjalani berbagai pengujian fungsi. Setelah pengujian selesai, IndostarIIdiperkirakanmulaiberoperasi pada pertengahan Juni 2009. (ahmad fauzi)

Read More......

RAmalan MAmA LaUrent Thun 2009

Tahun depan akan dipenuhi oleh keributan Pemilu, yang ditambah geger dengan 2 orang ternama politik terbunuh. Belum lagi bencana alam yang akan memakan lebih banyak korban, mulai dari gunung meletus, tanah longsor, kapal laut tenggelam hingga pesawat jatuh.

Senada dengan Mama Lauren, Ki Kusumo pun mencoba meramal masa depan. Akan banyak skandal seksual terjadi dikalangan guru- murid dan tokoh agama yang terbongkar. Kasus perceraian artis meningkat sedangkan untuk pernikahan selebriti sedikit terjadi. Masih di dunia selebriti, seorang artis muda bunuh diri dan jadi berita menghebohkan. Sedang untuk bencana, daerah selatan akan dipenuhi bencana alam. Serta diikuti satu kejadian jatuhnya pesawat terbang yang jauh lebih heboh dari peristiwa Lion Air.

lagi..

Dibidang politik mama lauren meraalkan bakal akan terjadi gejolak yang sangat besar,bakan akan menimbulkan korban dari tokoh politik itu sendiri. makanya kita harus hati hati dalam bermain politik. semoga saja ramalan megenai hal itu bisa dihindari, selanjutnya untuk bidang ekonomi mama lauren meramalkan aan banyak karyawan yag akan di PHK oleh perusahaan, bahkan bisa jadi banyak perusahaan yang akan gulung tikar karena bangkrut. harga bahan pokok dan pangan otomatis akan naik.

Dibidang entertainmen di tahun 2009 diramalkan oleh mama lauren bakalan kehilangan beberapa artis (bintang terkenal), ada yang meninggal karena sait dan adapula yang karena narkoba. wabah kimpoi cerai dalam kalangan masyarakat masih akan menjadi tradisi. ternyata tidak mudah ya menghilangkan tradisi kimpoi cerai di indonesia

Selain meramalkan hal di atas mama lauren juga meramalkan pada tahun 2009 akan terjadi bencana yang cukup besar, anta lai :
1. akan terjadi gunung meletus,
2. kecelakaan pesawat terbang, dan alat transportasi lainnya
3. banjir di jakarta akan terus berlangsung
4. sejumlah wilayah di indonesia akan terjadi gempa bumi
5. dan masih ada beberapa bencana lain yang tidak saya cantumkan, ngeri kalau ntar anda malah takut

Read More......

BOS 2009 dinaikkan

Program dana bantuan operasional sekolah (BOS) terus meningkat setiap tahun. Pada 2008, Depdiknas menaikkan anggaran BOS menjadi Rp23,7 triliun. Dana itu digunakan untuk pengadaan buku dan kegiatan belajar mengajar di sekolah.


Ahmad Faisol dari Institut Studi Arus Informasi (ISAI) mengatakan sebelumnya pada 2006 anggaran BOS sebesar Rp10,3 triliun dan Rp11,2 triliun pada 2007.

"Ada dugaan telah terjadi penyelewengan dana BOS. Bahkan pada 2007 auditor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mensinyalir provinsi DKI merupakan wilayah yang paling tinggi tingkat penyelewengannya," kata Ahmad.

Dugaan dan temuan penyelewengan juga diungkapkan Indonesian Corruption Watch (ICW). Ahmad menilai penyelewengan dana BOS karena tidak adanya transparansi. Upaya untuk mencegah penyelewengan dana BOS adalah masyarakat harus dapat mengakses informasi seputar penggunaan dana BOS.

Terkait hal itu, Ahmad mengatakan Undang-Undang No 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP) yang akan diimplementasikan dua tahun lagi atau pada 2010 dapat menjadi perangkat untuk menangkal penyelewengan dana BOS.

"UU KIP memberi jaminan kepada masyarakat untuk meminta informasi dari badan publik termasuk Depdiknas dan instansi terkait yang mengelola dana BOS," katanya.

ISAI mengungkapkan selama ini baik Depdiknas maupun Dinas Pendidikan DKI masih belum terbuka dan tidak siap saat dimintai informasi seputar penyaluran dana BOS.
Ahmad mengatakan badan publik masih belum siap memberi informasi kepada publik
Namun Ahmad mengatakan waktu dua tahun menjelang pelaksanaan UU KIP diharapkan badan publik sudah siap melaksanakan UU tersebut. Pasalnya, UU KIP sangat berguna bagi masyarakat, dan semua pihak, serta bisa mengurangan penyimpangan dana yang terkait dengan pendidikan.

Sementara itu, Jimmy Paat dari Koalisi Pendidikan mengatakan akses masyarakat dalam mendapat informasi masih sangat kurang. Pihak sekolah dan komite orang tua murid juga belum memberi informasi secara terbuka kepada orang tua.

Hal serupa terkait dengan sertifikasi guru. Menurut Jimmy, pemerintah dalam hal itu Depdiknas belum memberi informasi lengkap kepada guru yang mengikuti sertifikasi. Para guru hanya mendapat informasi soal kelulusan.

"Tetapi mereka tidak mendapat informasi kenapa tidak lulus. Kriteria apa saja guru yang lolos mendapat sertifikasi. Begitu pula soal penunjukkan perguruan tinggi sebagai Lembaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang ditunjuk Depdiknas sebagai penyelenggara sertifikasi," katanya.

Pada jumpa pers yang dipandu Andi Budiman dari Liputan 6 SCTV, beberapa peserta yang hadir ragu pelaksanaan UU KIP pada 2010 bisa sesuai harapan. Pasalnya, badan publik pemerintah selain masih banyak belum mengetahui kandungan UU tersebut. Secara institusional, banyak badan publik juga belum siap melaksanakan UU KIP.

Read More......

UAN 2009 dimajukan

Pelaksanaan Uan 2009 menjadi sebuah rumor tak pasti dalam kalangan pelajar. Diberitakan bahwa pelaksanaan UAN 2009 jatuh pada bulan Mei atau bahkan dimajukan pada bulan Februari 2009. Tetapi hal tersebut salah. UAN akan diselenggarakan seperti jadwal semula, apabila ada perubahan maka maksimal penyelenggaraanya pada awal bulan April.

Berita pemindahan jadwal ini (reschedule) dikarenakan ada beberapa acara nasional yang akan diselenggarakan pada setengah tahun pertama 2009. salah satu contohnya yaitu adanya Pemilu 2009. Pemilu 2009 dijadikan faktor utama penagaturan ulang jadwal Uan. Sebenarnya adanya Pemilu tidak harus mengganggu penyelenggaraan Uan. Event besar seperti pemilu yang diadakan 5 tahun sekali dari dulu tidak mengganggu kegiatan akademik bagi siswa.

Pada tahun 2008, sama halnya, terjadi rumor yang semuka. Pelaksanaan uan yang diberitakan jatuh pada bulan Mei dimajukan menjadi bulan April. Pemberitahuan perubahan itu saja sudah membuat jantung para siswa berdetak melebihi detakan motor - karena saya mengalaminya - apalagi dimajukan menjadi bulan Februari. Seminggu setelah pemberitahuan ini muncul kembali perubahan penyelenggaraan menjadi bulan Februari. Tuntas semua penderitaan, Uan tinggal 2 bulan lagi - pikirku-namun berita itu palsu.

Pemberitahuan jadwal uan memang sudah menjadi trend kotak burung. Dimana angin berhembus disana terjadi perubahan ucapan. Bagaikan kabar entah darimana asalnya secara tepat datang kepada kotaknya dan cepat penyebarannya.

Uan 2009 pun demikian adanya. Rumor dimajukan menjadi bulan Februari itu tidak benar. Namun demikian, kita sebagai siswa harus tetap siaga 1 terhadap segala kemungkinan yang terjadi. Walaupun kabar ini merupakan kotak burung masih bisa ada kemungkinan tahun ini memang dimajukan pada bulan Februari - yaitu bulan depan.

Segala ketimpangan tentang penyelenggaraan Uan harus dihapuskan. Diharapkan Departemen Pendidikan Nasional dapat mempublikasikan penyelenggaraan Uan dengan lebih akurat. Pemublikasiannya pun harus disertai dengan dukungan media online dan juga penyebaran yang merata.

Read More......

Peran Anime Jepang



Sebagai sebuah karya seni maupun komoditi komersil animasi dari Jepang telah sangat sukses dalam menancapkan pengaruhnya ke industri hiburan di berbagai belahan dunia. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa animasi Jepang telah menjadi bagian dari popular culture di dalam masyarakat. Namun seiring dengan pengakuan akan kualitasnya, animasi Jepang juga banyak disorot karena isi yang terkandung di dalamnya. Ada stereotip yang menempel pada animasi Jepang bahwa “Japanese animation is all about sex or violence”. Memang animasi di Jepang berkembang dalam arus yang berbeda dengan animasi-animasi seperti dari barat, baik dalam soal gaya, maupun isinya, yang cenderung terbuka.

Kita bisa mengkritisi hal tersebut sebagai hal positif maupun negatif dari dua sudut pandang. Yang pertama, stereotip yang menempel pada animasi Jepang tersebut mematahkan stereotip lainnya yang sangat bertolak belakang, yaitu bahwa animasi itu hanya untuk ditonton oleh anak-anak. Secara positif itu bisa kita pandang sebagai bukti tegas bahwa animasi bisa menjadi media dengan potensi yang lebih luas. Yang kedua masih mengacu pada perluasan makna animasi, namun memandangnya secara negatif; bahwa jika mengacu pada fakta bahwa animasi Jepang banyak mengandung tema-tema yang berat dan dewasa, maka animasi Jepang, betapapun populernya, tidak pantas ditonton oleh anak-anak. Hal inilah, yang menjadi kritik utama dari banyak pihak terhadap penayangan animasi Jepang di televisi [diantaranya, masyarakat Indonesia].

Masalah tersebut sudah lama disadari oleh kaum professional maupun masyarakat awam, dan sudah banyak argumen yang mengkritik animasi Jepang selain mempelajari kepopulerannya. Namun disamping itu, sepertinya tidak ada pihak yang mampu mengintervensi penyebaran animasi Jepang. Animasi Jepang yang berkembang sejak tahun ’70-an, kini kepopulerannya telah menyebar baik di Asia, Amerika maupun Eropa, dan kini menjadi salah satu media promosi bagi kebudayaan jepang serta komoditi ekspor yang sangat menguntungkan ke seluruh dunia. Sudah banyak juga studi tentang animasi Jepang seperti yang dilakukan Helen McCarthy, Susan J. Napier, Antonia Levi, Gilles P, dll.

Indonesia tidak ketinggalan dalam mengikuti tren anime. Namun rupanya kepopuleran anime tersebut tidak diimbangi dengan pemahaman tentang anime itu sendiri. Anime masih sering dikritik karena tidak mendukung pendidikan dan perkembangan moral anak-anak. Padahal konflik tersebut seharusnya tidak perlu terjadi jika baik distributor maupun penonton anime di Indonesia memahami bahwa animasi tidak hanya diperuntukkan bagi ank-anak, khusunya di Jepang. Dan dari sinilah penulis akan memulai pembahasan bagaimana animasi berkembang dan diterima secara unik di Jepang, menjadikan anime sebagai bagian dari pop culture tidak saja di Jepang, tapi sejalan dengan globalisasi, telah menjadi bagian dari pop culture dunia. Tulisan ini akan mencoba menjawab:

1. Mengapa/bagaimana di Jepang animasi bisa berkembang menjadi sebuah media yang terbuka dalam mengekspresikan ide secara luas seperti halnya novel, dan juga mempresentasikan tema-tema yang dewasa.
2. Bagaimana sebaiknya animasi-animasi dengan isi dewasa tersebut direspon oleh masyarakat

Definisi dan karakteristik anime
Animasi Jepang lebih dikenal dengan istilah anime. Istilah tersebut sesungguhnya merupakan kata serapan bahasa Jepang terhadap kata animation, dan mengadopsi arti yang sama [istilah anime mulai digunakan sekitar tahun 1970-an]. Namun dalam perkembangannya, istilah tersebut lebih populer bagi kalangan non-Jepang untuk menyebut animasi-animasi yang berasal dari Jepang. Meskipun begitu perlu diketahui bahwa bagi masyarakat Jepang istilah anime tersebut sebetulnya mencakup semua jenis animasi, termasuk, misalnya saja, animasi Disney.

Anime memiliki karakteristik visual yang sangat bervariasi dan tidak memiliki gaya yang baku dan digunakan oleh semua anime. Namun secara umum anime Jepang dapat dikenali dengan penggambaran tokoh fisik yang berlebihan/non-realistik, seperti mata yang besar ataupun gaya rambut yang liar. Umumnya penggambaran tubuh karakter tidak mengikuti proporsi normal. Karakteristik visual tersebut sebetulnya sejalan dengan gaya ilustrasi yang umum digunakan di Jepang, termasuk manga [komik]. Gaya semacam itu, walaupun sesungguhnya tidak dipatenkan oleh Jepang, namun sudah menjadi gaya yang identik dengan Jepang. Gaya itu dipopulerkan oleh Ozamu Tezuka [1928-89], seorang mangaka (komikus) dan animator Jepang legendaris yang dijuluki God of manga and anime, yang pada awalnya sebetulnya terpengaruh oleh gaya kartun-kartun barat. Ia menganggap ukuran mata yang besar dapat mengekspresikan emosi yang lebih kuat. Gaya semacam itu ia tunjukkan dalam manga-manga karyanya, yang kemudian mempengaruhi banyak mangaka untuk menggunakan gaya serupa.

Selain dalam gaya ilustrasinya, kedekatan anime dan manga juga terlihat dari penggunaan bahasa visual yang khas digunakan dalam manga untuk mengekspresikan mood maupun pikiran tokoh-tokohnya (penggunaannya sangat kental terutama pada genre komedi) dalam variasi yang sangat banyak, dibandingkan animasi barat. Beberapa anime menyertakan teks di background. Ada juga yang menyertakan balon kata sebagai cara untuk memvisualisasikan ekspresi karakternya dan masih banyak lagi.

Ciri khas anime lainnya adalah dominannya penggunaan tekhnik animasi tradisional menggunakan cel. Sampai awal 90-an hampir semua anime masih menggunakan teknik animasi tradisional. Ketika tekhnologi digital masuk ke dalam proses pembuatan animasi sekitar pertengahan ‘90-an, studio-studio mulai memproduksi anime mengikuti tren tersebut, walaupun masih ada beberapa studio seperti Ghibli yang masih setia terhadap animasi tradisional pada sebagian besar produknya, dan hanya menggunakan tekhnologi digital sebagai pelengkap. Poin penting dalam anime menurut Susan J. Napier:

Merupakan sebuah karya seni kontemporer Jepang yang kaya dan menarik, dengan kekhasan estetika naratif dan visual, yang berakar pada budaya tradisional Jepang dan menjangkau perkembangan seni dan media terkini.

Dengan variasi subjek dan materinya, anime adalah sebuah cermin yang berguna pada masyarakat kontemporer Jepang.

Anime merupakan fenomena global, baik sebagai kekuatan budaya maupun komersil.
Membawa pencerahan pada isu yang lebih luas pada hubungan antara budaya lokal dan global. Sebagai sebuah aksi untuk melawan hegemoni dari globalisasi. Anime tetap memiliki akar ke-Jepang-annya, tetapi ia juga mampu mempengaruhi lebih pada wilayah di luar wilayah asalnya. Memiliki gaya visual yang khas, seperti yang ditunjukkan pada anime tahun 1970-an yang memiliki tracking shots, pengambilan gambar yang panjang bagi pembangunan sebuah shot, panning yang ‘berlebihan’, sudut pandang kamera yang tidak biasa serta pemanfaatan extreme close up.

Sebagai karya seni naratif, sebuah medium dengan elemen-elemen visual yang khas, dikombinasikan dengan perpaduan dari struktur yang generik, tematik, dan filosofis untuk menghasilkan sebuah dunia estetika yang unik.

Animasi dewasa sendiri dapat dicirikan sebagai animasi yang baik unsur visual, audio, maupun ceritanya mengandung tema-tema atau membawakan adegan, atau memperdengarkan materi-materi seks, kekerasan, serta memuat topik-topik khusus tertentu [anggaplah, politik misalnya] yang secara umum tidak menjadi konsumsi anak-anak. Osamu Tezuka sudah membuat anime dengan target penonton dewasa seperti A Thousand and One Night pada tahun 1969. Menilik berbagai elemennya, anime seperti Akira (1988) dapat digolongkan sebagai animasi untuk dewasa. Secara tematik Akira mengandung berbagai elemen yang berat seperti psychokinetic, korupsi, kerusuhan, revolusi, cyberpunk/transhumanism, pendidikan, degradasi moral, religiusitas, dsb. Plot cerita rumit disertai berbagai flash back. Berbagai adegan dipenuhi kekerasan, nudity, serta bahasa kasar. Contoh lainnya antara lain Ah! My Goddess, Ghost in the Shell, Tekkon Kinkreet, Cowboy Beebob, Perfect Blue, Millenium Actress, Paprika, Macross, Neon Genesis Evangelion, Princess Mononoke, Serial Experiment Lain, dll

Sebagai sebuah budaya populer anime memiliki jangkauan yang luas, meliputi segala aspek di masyarakat dan budaya, tidak hanya trend yang paling kontemporer dan terbaru, tetapi juga sejarah, religi, filosofi dan politik. Dalam perkembangannya anime telah digunakan oleh animator-animator Jepang untuk mengeksplorasi berbagai macam gaya, ide cerita, serta tema, dari yang ditujukan untuk anak-anak, remaja, hingga dewasa. Genre-genre utama yang banyak muncul dalam anime antara lain:

-Action/Adventure: Mengutamakan fokus pada pertarungan, perang, maupun persaingan fisik. Genre ini juga dikuatkan oleh seni/teknik-teknik bela diri, senjata, maupun berbagai macam aksi dari yang realistik hingga mustahil. Contohnya antara lain; Naruto, One Piece, Samurai X, Dragon Ball, Bleach

- Drama: membangun cerita lewat pengembangan karakter dan tema-tema yang emosional, serta kekomplesan hubungan antar tokoh. Contohnya Fushigi Y?gi, Kare Kano

-Game Based: cerita berpusat seputar permainan-permainan. Contohnya Yu-Gi-Oh!, Hikaru no Go, Beyblade, Duel Master

-Horror: menggunakan tema-tema supernatural yang gelap. Contohnya Vampire Hunter D series or Higurashi no naku kuru ni.

-Science fiction: Fokus pada hal-hal futuristik, khususnya tekhnologi-tekhnologi di masa depan. Bisa juga mencakup penelitian yang berkaitan dengan sains dimasa kini dan penemuan-penemuan yang dihubungkan dengan kebutuhan manusia. Contohnya: Ghost in the Shell, Akira, Paprika, atau Royal Space Force: The Wings of Honneamise

Anime juga dapat dikategorikan menurut target penontonnya, antara lain:

-Sh?jo: Anime shojo diperuntukkan untuk penonton remaja perempuan. Contohnya: Fruits Basket, Sailor Moon, Cardcaptor Sakura.
-Sh?nen: Diperuntukkan bagi remaja laki-laki.Contohnya: Dragon Ball Z, Naruto, Bleach, Black Cat, Digimon .
-Seinen: Target penontonnya adalah laki-laki dewasa. Contohnya: Oh My Goddess!, Cowboy Bebop , Akira
-Josei: Target penontonnya wanita dewasa. Examples: Gokusen or Honey and Clover, Hataraki Man
-Kodomo is Bahasa Jepang yang artinya “anak-anak”. Sesuai namanya, anime ini ditujukan untuk penonton anak-anak contohnya: Hello Kitty, Hamtaro.

Sejarah perkembangan anime di Jepang
Animasi menjadi populer di Jepang pada abad 20 sebagai media alternatif dalam penceritaan selain live action. Fleksibilitas variasi penggunaan teknik-teknik animasi memberi kesempatan bagi para pembuat film di Jepang untuk mengeksplorasi bermacam ide, karakter, setting yang sulit dilakukan dalam format live action dengan biaya yang terbatas. Pada era ’70-an popularitas manga yang menanjak memberi para animator Jepang peluang untuk mengadaptasikannya ke dalam industri animasi. Anime dapat digolongkan pada budaya populer [di Jepang] atau pada sub-kultur [di Amerika Serikat]. Sebagai sebuah budaya populer, anime telah dilihat sebagai karya seni intelektual yang menantang.

Sejarah karya animasi di Jepang diawali dengan dilakukannya eksperimen pertama dalam animasi oleh Shimokawa Bokoten, Koichi Junichi, dan Kitayama Seitaro pada tahun 1913. Kemudian diikuti film pendek [hanya berdurasi sekitar 5 menit] karya Oten Shimokawa yang berjudul Imokawa Mukuzo Genkanban no Maki tahun 1917. Pada saat itu Oten membutuhkan waktu 6 bulan hanya untuk mengerjakan animasi sepanjang 5 menit tersebut dan masih berupa “film bisu”. Karya Oten itu kemudian disusul dengan anime berjudul Saru Kani Kassen dan Momotaro hasil karya Seitaro Kitayama pada tahun 1918, yang dibuat untuk pihak movie company Nihon Katsudo Shashin [Nikatsu].

Pada tahun 1927, Amerika Serikat telah berhasil membuat animasi dengan menggunakan suara [pada saat itu hanya menggunakan background music]. Jepang kemudian mengikuti langkah itu dan anime pertama dengan menggunakan suara musik adalah Kujira [1927] karya Noburo Ofuji. Sedangkan anime pertama yang “berbicara” adalah karya Ofuji yang berjudul Kuro Nyago [1930] dan berdurasi 90 detik. Salah satu anime yang tercatat sebelum meletus Perang Dunia II dan merupakan anime pertama dengan menggunakan optic track [seperti yang digunakan pada masa sekarang] adalah Chikara To Onna No Yononaka [1932] karya Kenzo Masaoka.

Dalam tahun 1943 Masaoka bersama dengan seorang muridnya, Senoo Kosei, mereka membuat kurang lebih lima episode anime berjudul Momotaro no Umiwashi [Momotaro, the Sea Eagle]. Anime yang ditayangkan ini merupakan anime Jepang pertama dengan durasi lebih dari 30 menit [short animated feature film]. Mendekati akhir dari Perang Pasifik, yaitu pada bulan April 1945, Senoo telah membuat dan menampilkan kurang lebih sembilan episode anime yang merupakan karya besarnya, Momotaro: Umi no Shinpei [Momotaro: Devine Soldier of the Sea]. Anime ini merupakan anime Jepang pertama yang berdurasi panjang, yaitu sekitar 72 menit [animated feature film]. Keduanya adalah anime propaganda yang mengadaptasi dari cerita legenda terkenal Jepang, Momotaro, dan merupakan salah satu dari anime terpopuler pada masa tersebut.

Setelah Perang Dunia II, industri anime dan manga bangkit kembali berkat Osamu Tezuka. Ia yang pada saat itu baru berusia sekitar 20 tahun membuat Shintakarajima(New Treasure Island) yang muncul pada tahun 1947. Hanya dalam beberapa tahun saja, Tezuka kemudian menjadi sangat terkenal. Ketika habis masa kontraknya dengan Toei pada tahun 1962, Tezuka kemudian mendirikan Osamu Tezuka Production Animation Departement, yang kemudian disebut dengan Mushi Productions dengan produksi pertamanya film pendek berjudul Aru Machi Kado no Monogatari [1962]. Produk Mushi Production yang terkenal adalah Tetsuwan Atom. Namun Tetsuwan Atom bukanlah animasi televisi buatan lokal pertama yang ditayangkan. Tahun 1960 adalah pertama kalinya ditayangkan anime TV di Jepang, yaitu Mittsu no Hanashi [Tree Tales] – The Third Blood yang merupakan anime TV Special. Dilanjutkan dengan penayangan serial anime TV produksi Otogi-Pro berjudul Instant Story pada tanggal 1 Mei 1961 di stasiun televisi Fuji [Fuji Terebi]. Walaupun hanya berdurasi 3 menit serial ini cukup mendapat popularitas serta bertahan hingga tahun 1962. Penayangan anime tersebut merupakan merupakan tanda bagi kelahiran anime TV Series produksi Jepang yang pertama. Meski demikian, Tetsuwan Atom adalah anime pertama yang ditayangkan secara reguler. Acara ini sangat terkenal bahkan sampai ke beberapa negara di luar Jepang [di Amerika Tetsuwan Atom dikenal sebagai Astro Boy].

Sekitar tahun 1960-an, anime di televisi kebanyakan masih ditujukan untuk anak-anak. Materi cerita yang disajikan masih berkisar dalam kebaikan melawan kejahatan dan sesuatu yang lucu. Meski demikian dalam beberapa anime seperti 8-Man, diceritakan bahwa tokoh utamanya mati terbunuh kemudian dihidupkan kembali sebagai cyborg atau bahkan Mach Go Go Go dengan plot yang agak mendalam tetapi semua masih tetap menitikberatkan pada pertentangan antara kebaikan dan kejahatan.

Perubahan baru mulai tampak terjadi pada era 1970-an. Anime yang diangkat dari karya mangaka dengan nama Monkey Punchyaitu Lupin Sansei [Lupin III] menjadi anime yang ditujukan bagi penonton dewasa dengan menyajikan humor-humor dewasa dan slapstik. Acara televisi ini ternyata sangat digemari sehingga muncul dalam bentuk film dan bahkan serial televisinya pun dibuat menjadi 2 sekuel.

Memasuki era 80-an, anime semakin digemari dan semakin banyak produser film yang berusaha memenuhi keinginan masyarakat. Pertumbuhan ini semakin ditunjang dengan munculnya kaset video sebagai media. Dengan adanya teknologi VCR, masyarakat bisa memperoleh anime kesayangan mereka dalam bentuk video. Hal inilah yang kemudian mendorong munculnya versi video sebuah anime yang langsung dijual kepada masyarakat tanpa harus ditayangkan di televisi terlebih dahulu. [Dikenal dengan istilah OVA - Original Video Animation atau OAV - Original Animated Video].

Pada era tersebutlah anime-anime dewasa mulai bermunculan. Salah satu karya yang booming pada masa itu adalah karya Katsuhiro Otomo, Akira [1988]. Walaupun dalam lingkup domestic Akira tidak menjadi box office, namun di luar Jepang Akira membawa kepopuleran anime dan menjadi terobosan baru baik dari segi tekhnik animasi maupun konten ceritanya. Anime lain yang sukses besar diera ’80-an adalah Kaze no Tani no Nausicaa(1984) karya Hayao Miyazaki. Anime ini mengangkat tema lingkungan dalam balutan setting yang fantasikal, dan didukung oleh World Wide Fun for Nature. Karya Miyazaki yang lain, Kiki’s Delivery Service (1989) tidak hanya meraih keuntungan komesil yang besar, tapi juga menandai awal kerja sama Studio Ghibli dengan Walt Disney, yang sejak itu mendistribusikan animasi-animasi produksi Ghibli dibawah naungan Buena Vista entertaiment.

Tema historis juga diangkat oleh animator-animator Jepang, seperti Keiji Nakazawa mengangkat tema korban Hiroshima dengan judul Hadashi no Gen yang diangkat menjadi anime pada tahun 1983 dengan sutradara Masaki Mori. Salah satu anime terkenal lain yang mengangkat tema serupa adalah Hotaru no Haka [Grave of the Fireflies]. Dengan bermunculannya anime-anime dengan tema yang kompleks dan mendalam, maka anime telah menembus batasan “hanya untuk anak-anak” dan telah menjadi tontonan bagi berbagai macam tingkat usia pemirsa.

Memasuki 1990-an, banyak bermunculan anime-anime yang menarik secara intelektual, seperti melalui serial tv yang dianggap provokatif : Neon Genesis Evangelion karya Hideaki Anno. Pada tahun 1995 Ghost in the Shell dirilis dan disorot banyak kritik atas pendalaman filosofisnya yang berat dan visualnya yang merupakan perpaduan tekhnik animasi cel dengan komputer. dan juga Mononoke Hime karya Hayao Miyazaki, membuat anime makin dikenal di pasar internasional.

Sejak era 90-an tersebut anime telah menyebar secara luas diluar Jepang. Dan memasuki abad 21, anime semakin membuktikan kualitasnya dengan diraihnya berbagai penghargaan internasional, didominasi oleh animasi studio Ghibli yang disutradarai Hayao Miyazaki. Spirited Away karya Hayao Miyazaki meraih Academy Award pada tahun 2001 untuk kategori Best animated Feature. Disusul film Miyazaki berikutnya, Howl’s Moving Castle (2004) yang dinominasikan untuk kategori yang sama pada 78th Academy Award.

Masyarakat Jepang dan anime
Masyarakat Jepang mengembangkan animasinya berdasarkan tradisi budaya tinggi, yang dipengaruhi oleh seni tradisional Jepang dan tradisi artistik dunia pada sinema dan fotografi di abad 20. Anime juga melakukan eksplorasi pada isu-isu kontemporer yang kompleks, yang mampu mencapai kalangan penonton yang lebih luas, dari anak-anak hingga dewasa.

Kita dapat memahami latar belakang perkembangan anime dewasa di Jepang melalui dua sudut pandang. Yang pertama adalah salah satu alasan kuatnya penggunaan animasi sebagai media ekspresi adalah karena kepopuleran media tersebut didalam masyarakat Jepang. Dan yang kedua adalah bahwa tema-tema berat/elemen-elemen dewasa yang terkandung dalam anime sesungguhnya merupakan cerminan perjalanan sejarah dan kebudayaan bangsa Jepang.

1. Kepopuleran anime dalam masyarakat Jepang
Pandangan yang pertama mungkin bisa dikatakan masih terlalu bias, karena sekalipun benar bahwa anime mendapatkan tempat khusus di industri hiburan, namun hal itu tidak berarti bahwa semua orang Jepang memandang tinggi media animasi. Istilah otaku (semacam penggemar fanatik, dalam hal ini, terhadap anime dan manga) mempunyai konotasi negatif dalam masyarakat Jepang. Alasan-alasan historis maupun kultural di balik popularitas anime sangatlah kompleks. Namun kita bisa mengaitkannya dengan budaya manga untuk mencari tahu asal muasal kepopuleran anime bagi masyarakat Jepang. Manga dan anime, keduanya berkembang di dalam masyarakat kontemporer Jepang dan saling mempengaruhi satu sama lain. Dan keduanya bisa dibilang berdampak luas dalam berbagai bidang sosial. Frederik L. Schodt, penulis buku Manga! Manga! the World of Japanese Comics serta Dreamland Japan:Writings on Modern Manga, mengatakan, “Jepang adalah negara pertama di dunia di mana komik dapat menjadi sebuah media ekspresi yang sebenarnya.”

Biasanya anime dibuat berdasarkan cerita-cerita yang muncul pertama kali dalam bentuk manga, walaupun ada semacam perbedaan visi diantara kedua format tersebut. Manga dengan format cetaknya lebih seperti ekspresi pribadi illustratornya, sementara anime yang mengadaptasinya lebih untuk komersialitas [terutama pada anime-anime serial adaptasi]. Memang ada juga anime baik layar lebar atau televisi yang juga mengusung idealismenya sendiri.

Dari fakta tersebut, dapat dilihat bahwa industri menjadi salah satu faktor yang terus menggaungkan anime sebagai media populer. Dua media tersebut saling menguatkan satu sama lain, yang akan berdampak pada penikmatnya. Anime yang diadaptasi dari manga, membawa variasi format yang berbeda untuk judul yang sama, yang target utamanya tentu saja adalah pembaca manganya. Hal itu akan memberikan semacam stimulasi bagi penontonnya untuk terus mengkonsumsi produk dari suatu judul, baik itu manga, anime, ataupun merchandise.

Para animator yang ada di Jepang saat ini, tentunya juga terbawa dalam arus yang sama. Mereka yang pada masa kanak-kanak atau remaja menikmati anime atau manga pada era 60-an atau 70-an, banyak yang kemudian mencoba menjadi bagian dari dunia itu [Di Jepang mangaka adalah profesi yang sangat wajar, tidak seperti di Indonesia]. Demikianlah siklus tersebut terus berlanjut sampai sekarang.

Di luar hubungannya dengan industri, kepopuleran manga dan anime bisa diasumsikan sebagai perwujudan budaya gambar yang mengakar dalam masyarakat. Secara tradisional budaya Jepang bisa dikatakan piktosentris diperlihatkan dengan penggunaan karakter dan ideogram, dan anime dan manga dengan mudahnya masuk dalam budaya visual kontemporer. Dalam bentuk modernya, manga mulai popular setelah perang dunia II, namun memiliki sejarah yang panjang dan kompleks dalam kesenian Jepang. Schodt menunjuk gambar illustrasi dari era 1200-an yang menceritakan suatu cerita secara terjukstaposisi, serta ukiyo-e [gambar cetakan diatas kayu] dan shunga [gambar erotik] sebagai bentuk awal atau bagian dari sejarah manga.

2. Tema-tema dalam anime sebagai bagian dari sejarah Jepang
Anime kini tidak lagi murni Jepang, tetapi juga terpengaruh oleh budaya barat. Namun anime tetap memiliki perbedaannya sendiri. Kandungan anime sangat spesifik meliputi budaya, isu, dan ikon yang berakar dari setting yang historis dan aktivitas sehari-hari. Bisa juga sebuah anime memperlihatkan setting budaya dari luar Jepang, atau pencampuran budaya antara Jepang dan non-Jepang. Anime [dan juga manga] kerap menggunakan karakter-karakter non-Jepang yang terlihat sebagai orang Barat, dengan penampilannya yang pirang, tetapi tetap dikategorikan sebagai gaya anime. Mamoru Oshi [sutradara dari Ghost in the Shell, Patlabor The Movie] pernah mengatakan bahwa anime adalah ‘dunia yang lain’. Dia berbeda dari realitas Jepang masa kini, tetapi lebih mertujuk pada dunia yang lain [isekai].

Sejarah panjang Jepang sendiri juga terekspresikan dalam jangkauan mode, tema dan penggambarannya dalam anime. Salah satunya contohnya adalah seringnya anime membawa suasana chaos atau kekacauan di masyarakat. Napier mengemukakan bahwa hal itu merupakan akibat dari trauma masa lalu bangsa Jepang pada masa perang dunia II. Bom atom yang dijatuhkan di kota Hiroshima dan Nagasaki, serta mimpi buruk yang kemudian mengikutinya memberikan jalan bagi kemunculan tema-tema apokaliptik ini. Akhir dunia (kiamat) menjadi salah satu elemen penting dalam budaya visual dan cetak pada era Jepang pasca perang. Dalam tema-tema seperti ini, walaupun beberapa anime memiliki kandungan yang positif tentang harapan dan kelahiran kembali, kebanyakan anime lainnya bergerak pada tema-tema yang lebih gelap, memusatkan perhatiannya pada kehancuran masyarakat dan bahkan planet ini sendiri.

Tidak hanya tragedi bom atom dan kondisi menakutkan yang mengikutinya yang mengarah pada tema ini. Ada beberapa faktor lainnya , baik yang spesifik secara budaya ataupun spesifik untuk abad ke 20 yang memberikan kontribusi pada kelahiran tema-tema gelap dalam anime. Di antaranya adalah meningkatnya aspek keterasingan pada masyarakat urban di era industrialisasi, perbedaan yang semakin mencolok antar generasi dan peningkatan tensi antar gender. Juga problematika ekonomi yang melanda Jepang pada tahun 1989 yang membuat bergesernya nilai-nilai dan tujuan dari yang telah dibangun oleh masyarakat Jepang pasca perang terdahulu.

Walau pergeseran nilai ini sangat terasa pada generasi muda, seperti pada budaya fashion yang mengarah pada shojo dan kawaii [imut/manis], kebingungan tetap melanda masyarakat, mengarah pada pemecahan rekor angka bunuh diri pada seluruh lapisan generasi. Dapat dikatakan bahwa tema-tema apokoliptik mencerminkan akan ekspresi dari pesisme sosial masyarakatnya.

Di Jepang, anime secara umum sudah menjadi salah satu produk budaya modern, lebih daripada di negara lain. Media animasi di Jepang lebih dari sekedar sarana hiburan, tapi juga sebagai sarana ekspresi, provokasi, serta salah satu sumber pemasukan keuangan negara terbesar. Di Jepang, tokoh dari cerita animasi dapat menjadi sebuah ikon dalam bidang lain, seperti Astro Boy yang telah didaulat sebagai ‘duta keselamatan perjalanan’. Pada November 2007, Doraemon ditunjuk untuk berkeliling dunia menjalankan misi promosikan budaya Jepang. Penunjukkan itu dilakukan oleh Menteri Luar Negeri Jepang Masahiko Komura sendiri. Hal itu menunjukkan bahwa Jepang menyadari kekuatan anime dan memanfaatkan sebuah budaya populer sebagai representasi serta media diplomasi bagi negerinya. Tahun 2006, di Jepang diselenggarakan ajang International Manga Award. Pemrakarsanya adalah mantan Menteri luar negeri Jepang Taro Aso, yang juga seorang penggemar komik. Aso bahkan menyamakan penghargaan ini dengan Hadiah Nobel.

Peranan media animasi yang sebesar itu membuat anime-anime Jepang menjadi sangat terbuka terhadap berbagai ide kreatif. Salah satu akibat dari hal itu bisa dilihat dari banyaknya animasi dengan target remaja-dewasa, karena animasi menjadi sarana untuk mengekspresikan berbagai macam masalah sosial.

Lebih jauh lagi, faktor spesifik dimasa kini dan kebudayaan Jepang telah berperan dalam membuat anime fokus pada berbagai macam setting yang gelap, tercermin dalam anime-anime kontemporer. Napier mendiskusikan keterasingan akibat urbanisasi dan gap antar generasi—dua masalah global yang secara khusus terus-menerus ada dalam masyarakat Jepang. Jepang juga menghadapi masalah ekonomi serius sejak kacaunya stok pasar pada 1989, mengarah pada keresahan diantara masyarakat dan meningkatnya angka bunuh diri.

Walaupun mendapat pengaruh dari animasi barat, anime telah berjalan pada jalur yang berbeda: orientasi pada kedewasaan dan kekompleksan hubungan antar makhluk hidup. Suatu hal yang sering diterjemahkan secara kasar dengan mengidentikkan anime dengan hentai

Kesimpulan dan saran
Perdebatan mengenai animasi dengan kategori dewasa muncul karena perkembangan industri hiburan yang melibatkan produsen dan konsumennya. Dalam sudut pandang seni, animasi bisa bergerak dan bereksplorasi dengan bebas, juga dalam pemanfaatan animasi sebagai media propaganda oleh pemerintah. Namun dalam fungsinya sebagai media hiburan yang dikonsumsi keluarga, muncul tren bahwa animasi adalah media yang hanya untuk dinikmati oleh anak-anak atau remaja [hal yang sama juga dialami oleh komik]. Hal tersebut tidak terlepas dari pengaruh/kesan dari “kekartunan” yang dimilikinya. Kartun pada dasarnya bekerja dengan menangkap dan merepresentasikan esensi atau sifat dasar dari suatu hal. Hal tersebut membuat kartun menjadi tampak sederhana. Padahal dalam sudut pandang yang berbeda, justru penyederhanaan tersebut menjadi kekuatan dari kartun, bahwa kartun mengutamakan esensi yang utama dan mengabaikan hal-hal yang tidak penting sehingga penikmat kartun akan menerima suatu hal/sosok yang diwakilkan oleh kartun tersebut dengan mudah. Inilah yang dimaksud dengan penguatan melalui penyederhanaan [amplification trough simplication].

Namun saat animasi dinikmati oleh konsumen awam secara massal, animasi dengan sifat kartunnya tersebut diarahkan untuk dinikmati sebagai hiburan keluarga [hal ini berkaitan dengan penayangan animasi di televisi maupun bioskop]. Dengan potensi komersil yang sangat menguntungkan, animasi-animasi untuk anak-anak menjamur di masyarakat. Dalam lingkungan seperti Indonesia, animasi dituntut untuk dapat memenuhi perannya sebagai media yang dinikmati secara umum dengan memenuhi nilai-nilai moral dan menjalankan peran sebagai sarana untuk pendidikan.

Masalahnya, selain faktor kebudayaan yang menyebabkan nilai-nilai moral tersebut berbeda, pemahaman masyarakat awam sebagai penonton di Indonesia bahwa animasi sebenarnya dapat dinikmati juga oleh orang dewasa hampir tidak ada. Ada ratusan judul animasi impor yang ditayangkan di televisi, bioskop serta diperjualbelikan sebagai home video, dan sebagian besar diantaranya adalah animasi produksi Jepang. Namun penyebaran informasi tentang animasi itu sendiri sangat minim. Padahal justru Jepang, seperti yang telah dipaparkan diatas, adalah negara yang sangat terbuka dalam mengeksplorasi berbagai macam tema dengan media animasi. Hal tersebut bukan diartikan sebagai cermin tidak bermoralnya bangsa Jepang yang memberikan tontonan berat kepada anak-anak, namun memang anime dalam sejarah panjangnya telah berkembang menjadi media untuk berbagai usia. Hasilnya, animasi seperti Crayon Shinchan dikritik karena porno atau nakal dan tidak pantas ditonton anak-anak. Anime Naruto dikritik karena banyak menampilkan kekerasan dan terkadang mengekspos seks. Jangan-jangan pihak distributor maupun stasiun televisi itu sendiri tidak memahami masalah ini. Atau memang masyarakat Indonesia sebenarnya memang tidak membutuhkan animasi-animasi untuk dewasa tersebut? Apakah memang kultur di Indonesia akan selalu menolak hal-hal yang bersifat “dewasa” seperti ini sebagai media populer? Kalau begitu, apakah kelakpun animasi produksi Indonesia akan selalu dibatasi oleh sikap anti kedewasaan ini? (yang, bukan dilandasi oleh perbedaan nilai-nilai budaya, namun karena ketidakpahaman)

Perlu disadari dalam era globalisasi sekarang ini ,penyebaran informasi serta hubungan ekonomi hampir-hampir tidak lagi mengenal batas negara. Anime telah menjadi bagian dari pop culture di seluruh dunia, dan Jepang sendiripun sangat gencar mempromosikan anime. Penyebaran tersebut akan sulit dibendung termasuk di Indonesia. Saat negara-negara lain terjangkiti demam anime, Indonesia pasti akan terbawa arus [dan kemudian timbul pertentangan lagi]. Sekalipun penayangan di televisi maupun bioskop dapat dibatasi oleh sensor, tekhnologi internet maupun distribusi ilegal dapat mengcover hal itu dengan sangat baik sekali.

Kepopuleran anime dan manga Jepang di Indonesia dapat disaksikan siapapun, dan dalam bentuk yang manapun. Sebagai akibatnya, budaya Jepang pun menjadi sebuah tren disini. Disana-sini dapat ditemukan bentuk-bentuk asimilasi budaya Jepang dan Indonesia. Pada akhirnya, sekalipun mendapat tekanan dari pihak-pihak tertentu yang kontra anime, suatu saat nanti pasti akan ada semacam gerakan perlawanan yang mencoba mencari kebebasan dalam berkarya seperti di Jepang. Konflik tidak akan terhindarkan dalam memperdebatkan kelegalan anime-anime dewasa. Sementara banjir anime ini tidak dapat/sulit dibendung. Oleh karena itu cara terbaik yang dapat dilakukan antara lain:

Memperluas pemahaman tentang animasi. Hal ini dilakukan oleh berbagai pihak, dari distributor, pemerintah, maupun institusi pendidikan termasuk IKJ. Hal ini dimaksudkan agar penayangan animasi dilakukan secara tepat dengan target penonton yang tepat. Patut dipahami baik oleh distributor maupun masyarakat sebagai penonton.

Perlu dilakukan suatu cara, agar dominasi anime [dan kebudayaan Jepang yang terkandung didalamnya] tidak sampai mengalahkan identitas Indonesia itu sendiri. Adaptasi tekhnologi animasi itu baik, dan populernya penggunaan gaya artistik manga dibanding gaya nasional [yang entah memang ada atau tidak] masih dapat ditolerir. Tapi jika konsumen [terutama remaja sebagai penikmat anime terbesar di Indonesia] sampai lebih condong kepada budaya Jepang dibandingkan KeIndonesiaannya sendiri, hal itu perlu dikhawatirkan. Perlu disadari bahwa manga dan anime yang masuk ke Indonesia tidak hanya membawa cerita dari negeri timur untuk ditonton, tapi juga membawa suatu keJepangan [yang mau tidak mau perlu diakui bahwa Jepang lebih maju daripada Indonesia, yang mana hal itu dapat membuat penonton yang skeptis terhadap situasi dalam negeri menjadi lebih menyukai Jepang, jika terus menerus mengkonsumsi anime]. Cara yang paling efektif yang terpikirkan adalah dengan para kreator di Indonesia dapat membuat animasi dengan kualitas yang dapat bersaing secara internasional secara berkelanjutan.

Untuk kedepannya, diharapkan juga masyarakat dapat memperluas sudut pandang mengenai bobot dalam sebuah film animasi, dan memahami bahwa dalam perkembangannya kini animasi tidak bisa lagi dipandang sebelah mata sebagai hiburan untuk anak-anak atau sekedar pelengkap bagi film live-action. Melainkan sudah menjadi bentuk yang dapat berdiri sendiri. Dan secara praktik pemahaman tersebut bisa diterapkan dalam cara sebagai berikut:

1. Produksi animasi dalam negeri dapat lebih berani mengeksplor tema-tema yang berat lewat media animasi
2. Bagi kepentingan penyiaran animasi [terutama animasi impor] di televisi, masyarakat maupun pihak-pihak yang berkepentingan dalam menyensor atau mengkritisi dapat memberi penilaian yang tepat. Dalam kenyataannya masih banyak pihak yang mengkritik animasi impor karena tidak sesuai atau tidak pantas ditonton oleh anak-anak. Padahal jika menilik pada rating yang dibuat oleh pembuatnya, animasi-animasi tersebut memang tidak ditargetkan untuk anak-anak, melainkan remaja sampai dewasa. Dengan memahami ini, diharapkan pihak-pihak tersebut tidak lagi memandang animasi secara sempit dan arus animasi dalam penyiaran televisi tidak terhambat hanya karena masalah seperti ini

Pemahaman tersebut tentunya sudah sewajarnya dimiliki, mengingat anime sudah diterima penonton di Indonesia sejak lebih dari 10 tahun yang lalu. Dan sudah saatnya kita sadar akan potensi media gambar bergerak, dalam mempengaruhi masyarakat, termasuk animasi.

Read More......

Karier Yui Ichikawa di Jepang



Yui memulai menulis lirik lagunya sendiri sewaktu di kelas 3 SMP. Yui sangat bercita-cita menjadi penyanyi, dan pergi ke mana-mana dengan selalu membawa gitarnya. Sewaktu SMA, ia sering menyaksikan pertunjukan grup musik bianco nero di jalanan, dan memutuskan untuk berhenti sekolah. Yui mulai belajar menyanyi, menulis lagu, dan memainkan gitar di kursus musik kota Fukuoka.

Sambil bersila di atas kasur, Yui memainkan gitarnya dan menulis lagu pertama yang diberi judul "Why me".[1] Setelah itu, ia mulai menyanyi di pinggir jalan di kawasan Tenjin, Fukuoka[2] sebagai atraksi pembuka bagi teman satu tempat kursus musik.[1]

Bulan Maret 2004, Yui mengikuti audisi "SD Audition" yang diadakan Sony Music Japan. Dari 20 ribu peserta hanya 10 orang yang tersisa termasuk Yui. Duduk menyilangkan kaki di lantai, Yui bernyanyi sambil memetik gitar. Lagu yang dibawakannya waktu itu sebanyak 3 buah lagu, "Why me", "It's happy line", dan "I know". Finalis hanya boleh membawakan 2 buah lagu menurut peraturan audisi, tapi juri memberikan nilai yang sangat tinggi bagi Yui. Setelah itu, berbagai perusahaan rekaman menjadi saling berebut untuk mengontraknya. Lagu pertama yang dinyanyikan, "Why Me" nantinya dijadikan single perdana, diikuti dengan "It's Happy Line" dan "I Know". Keduanya diterbitkan sebagai singel indie debutnya, "It's Happy Line" dengan lagu "I Know" di sisi B.

Sebagai penghargaan kepada kampung halamannya, Yui menulis lagu "Feel My Soul" ketika meninggalkan kampung halamannya, Fukuoka. Seorang produser dari stasiun televisi Fuji TV mendengar video klip demo lagu tersebut, dan bermaksud menjadikannya sebagai lagu tema serial drama di Fuji TV. Debut singel Yui, "Feel My Soul" yang dirilis 23 Februari 2006 dijadikan lagu tema serial drama Fukigen na Gene. Serial drama tersebut dihiasi lagu-lagu Yui, seperti "Feel My Soul" dan "It's Happy Line". Singel "Feel My Soul" laku di atas 100 ribu keping, namun 3 singel berikutnya, "Tomorrow's Way", "Life", dan "Tokyo" ternyata tidak sesukses "Feel My Soul". Setelah merilis 4 buah singel, album pertama Yui yang berjudul From Me To You dirilis bulan Februari 2006 dan laku di atas 200 ribu keping.

Sementara itu, Yui memulai karier akting dengan membintangi film berjudul Midnight Sun (Taiyou no Uta). Film tersebut diputar di Festival Film Cannes 2006 dan dirilis di Jepang pada 17 Juni 2006. Singel ke-5, "Good-bye Days" khusus ditulisnya untuk film Midnight Sun. Kepopuleran singel Yui yang sebelumnya kembali terangkat setelah singel ke-6, "I Remember You" diedarkan.

"Rolling Star" adalah singel ke-7 Yui yang dijadikan lagu pembuka seri ke-5 anime Bleach. Singel ke-3, "Life" juga dipakai sebagai lagu penutup seri ke-5 anime yang sama. Selain itu, iklan televisi ponsel KDDI layanan "au Listen Mobile Service" memakai singel ke-8 Yui, "CHE.R.RY" sebagai lagu tema.

Sementara itu, album kedua, Can't Buy My Love menduduki puncak tangga album Oricon selama 2 minggu berturut-turut, dan laku lebih dari 500.000 keping.

Singel ke-9 berjudul "My Generation/Understand" dirilis 13 Juni 2007, sekaligus merupakan singel pertama Yui yang berbentuk double A-side (dua lagu unggulan di sisi A). My Generation menjadi lagu tema untuk serial drama Seitosho-kun, dan "Understand" menjadi lagu tema film Sidecar ni Inu.

Singel ke-10, "Love & Truth", dirilis 26 September 2007, merupakan lagu tema dari film yang dibintangi oleh Erika Sawajiri, yang berjudul Closed Note

Read More......

Hasil Perhitungan Sementara Pemilu 2009

Partai Politik dan Rakyat Indonesia banyak yang mengikuti Hasil Perolehan Suara Terkini Pemilu 2009 KPU, baik dengan melihat di website resmi Komisi Pemilihan Umum untuk mengetahui hasil pemilu sementara pemilu 2009 di Indonesia.


Perhitungan Suara Partai Politik ada yang sudah diprediksi oleh LSI Quick Count ataupun dari lembaga-lembaga selain Versi KPU yang mengumumkan hasil akhir perhitungan suara Pemilu Indonesia 2009 , diantaranya dari lembaga survei Indonesia, antara lain Lingkaran Survei Indonesia LSI, Lembaga Survey Nasional LSN, dan CIRUS Surveyors Group Quick Count.

Walaupun belum selesai dan belum ada pengumuman resmi hasil perhitungan suara pemilu Indonesia 2009, sudah bisa diketahui dengan jelas siapa Pemenang Pemilu 2009, siapa yang memperoleh suara terbanyak di Pemilu Indonesia 2009.

source : KPU
No Partai Politik Jumlah Suara Persentase
1 Demokrat (31) 56.307 20,84%
2 PDIP (28) 39.282 14,54%
3 Golkar (23) 38.752 14,34%
4 PKS (8) 23.248 8,61%
5 PAN (9) 20.417 7,56%
6 PKB (13) 17.923 6,63%
7 PPP (24) 13.858 5,13%
8 Gerindra (5) 13.064 4,84%
9 Hanura (1) 9.010 3,34%
10 PKPB (2) 4.226 1,56%
11 PDS (25) 3.661 1,36%
12 PKNU (34) 3.326 1,23%
13 PBB (27) 3.156 1,17%
14 PPRN (4) 2.476 0,92%
15 PKPI (7) 2.272 0,84%
16 PDP (16) 2.181 0,81%
17 PPPI (3) 1.814 0,67%
18 PBR (29) 1.700 0,63%
19 Barnas (6) 1.696 0,63%
20 PDK (20) 1.227 0,45%
21 RepublikaN (21) 976 0,36%
22 Patriot (30) 938 0,35%
23 PNBK (26) 885 0,33%
24 PPD (12) 793 0,29%
25 PMB (18) 793 0,29%
26 PPI (14) 743 0,28%
27 PIS (33) 691 0,26%
28 Pakar Pangan (17) 676 0,25%
29 Pelopor (22) 634 0,23%
30 PNI M (15) 612 0,23%
31 Kedaulatan (11) 590 0,22%
32 PKDI (32) 530 0,20%
33 PPIB (10) 437 0,16%
34 Partai Buruh (44) 421 0,16%
35 PPDI (19) 300 0,11%
36 Merdeka (41) 208 0,08%
37 PPNUI (42) 183 0,07%
38 PSI (43) 151 0,06%
39 PAAS (35) 0 0,00%
40 PDA (36) 0 0,00%
41 Partai SIRA (37) 0 0,00%
42 PRA (38) 0 0,00%
43 Partai Aceh (39) 0 0,00%
44 PBA (40) 0 0,00%

Jumlah 270.157

Read More......

ContRenG 2009

Jakarta (ANTARA News) - Ketua Komisi pemilihan Umum (KPU) Abdul Hafiz Anshary mengungkapkan berbagai persiapan pemilu yang dilakukannya seperti verifikasi parpol dan pemutakhiran data pemilih belum bisa dilakukan, sepanjang DPR belum mengesahkan RUU Pemilu.


"Kita tidak bisa berbuat apa-apa kalau belum ada undang-undangnya. Jadi saat ini kita hanya melakukan persiapan-persiapan saja," katanya kepada pers, seusai melantik Suripto Bambang Setyadi, sebagai Sekjen KPU yang baru di Jakarta, Senin.

Ditegaskannya, berbagai tahapan pelaksanaan Pemilu 2009 yang disiapkan KPU sangat terkait dengan berbagai ketentuan yang dirumuskan dalam UU pemilu.

"Kita mau memulai tahapan itu sangat terkait dengan bagaimana ketentuan perundang-undangannya," ujarnya.

Namun demikian, dikemukakannya bahwa KPU telah menyusun agenda kerja pelaksanaan Pemilu 2009 dan hal itu akan diawali dengan memverifikasi partai-partai politik yang akan ikut di Pemilu 2009.

Agenda selanjutnya adalah melakukan pemutakhiran data pemilih berdasarkan "data base" penduduk yang rencananya baru diserahkan pemerintah ke KPU pada April mendatang.

"Soal verifikasi parpol belum sampai sekarang. Juga pemutakhiran data pemilih juga belum bisa dilakukan. Padahal April 2008 ini semua itu sudah harus dilaksanakan," katanya.

Sementara itu, kalangan DPR berharap agar Rancangan Undang-Undang tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah bisa selesai akhir Januari 2008.

Namun, pembahasan tingkat lobi hingga saat ini masih alot dan forum tim perumus pun baru akan dimulai pada 11 Januari.

Materi RUU itu yang masih alot dibahas dalam forum lobi, antara lain soal sistem pemilu yang berkaitan dengan daerah pemilihan, jumlah kursi setiap daerah pemilihan, penentuan calon terpilih, dan sisa suara terkait ambang batas suara (parliamentary threshold atau electoral threshold)

Read More......

Situ Gintung

Sebagaimana pada berbagai malapetaka lainnya, tragedi jebolnya tanggul Situ Gintung beberapa hari yang lalu mendapat perhatian yang besar dari masyarakat. Apalagi, perhatian terhadap yang aneh-aneh. Perhatiannya bisa melebihi perhatian terhadap penderitaan para korban. Ya, terkadang “perhatian” masyarakat itu sendiri terlihat aneh juga. Apa sajakah keanehan yang terkait dengan tragedi Situ Gintung ini? Berikut ini informasi-informasi paling aneh yang dapat aku himpun sejauh ini.

1. Sejak 2 tahun ini masyarakat sekitar tanggul sudah khawatir, tetapi kekhawatiran itu kurang mendapat respon dari Pemerintah. Padahal pada Nopember 2008 lalu tanggul Situ Gintung pernah jebol walau belum parah. Anehnya, Pemerintah belum berbuat secukupnya untuk mengatasinya. Bahkan early warning system (sistem peringatan dini) pun belum dibuat.

2. Dikabarkan, “Detik-detik jebolnya tanggul Situ Gintung di Tangerang, Banten, berhasil direkam”. Perhatikan! Merekam peristiwa yang menyedihkan ini dipandang sebagai prestasi alias kesuksesan alias keberhasilan. Aneh, ‘kan? Seandainya “jebolnya tanggul Situ Gitung berhasil dicegah”, bukankah ini yang lebih layak kita pandang sebagai keberhasilan? Mengapa tidak kita katakan saja, “Detik-detik jebolnya tanggul Situ Gintung di Tangerang, Banten, telah direkam”?

3. Situ Gintung merupakan lokasi wisata. Anehnya, “pengunjung” justru membludak setelah tanggul itu rusak total dan tidak indah lagi. Ternyata, Lokasi Jebolnya Tanggul Situ Gintung Jadi Tontonan. Apakah tempat-tempat wisata kita perlu dirusak total supaya pengunjungnya ramai?

4. Pesan-pesan Politik di Situ Gintung. Ini dia beritanya:

“Bagaimana, apa sudah ada wartawan di lokasi? Kalau sudah, sembako kita bagikan saja,” ujar seorang caleg parpol berbicara di telepon seluler.

Setelah menutup telepon, caleg itu kemudian bergegas ke lokasi bencana banjir Situ Gintung dengan dibantu beberapa kader partainya.

Pada masa kampanye seperti ini kader dan partai politik sepertinya tidak mau kehilangan momen tebar pesona, bahkan di tempat bencana sekalipun.

Dengan dalih memberi bantuan untuk korban tragedi Situ Gintung, sejumlah caleg partai politik mau repot-repot memberi langsung bantuan ke keluarga korban bencana. Tidak hanya itu, mereka juga mendirikan posko bantuan lengkap dengan atribut partai dan nama caleg bersangkutan.

Para caleg parpol tampaknya sudah siap dengan situasi seperti ini. Mereka datang bak pahlawan yang siap menanggung bersama kesusahan orang lain.

Mereka tidak hanya sigap mendatangi korban, tetapi juga cepat mengurusi hal-hal yang kecil. Tidak butuh waktu yang lama, spanduk besar bertulisan ”Posko Bantuan Bencana Banjir Situ Gintung, Caleg Nomor …” sudah terpampang di depan posko.

5. Ikan Patin seberat kurang lebih 45 kg yang ditemukan di dekat tanggul Situ Gintung menjadi primadona dadakan. Ikan raksasa penghuni Situ Gintung itu mungkin akan dimasak dan disantap bersama-sama. Begitulah beritanya. Kemudian, seorang pembaca berkomentar: “itu sebenernya Tim SAR atau Nelayan sih? kok malah pada cari ikan semua… tim SAR yang aneh..“

6. Subhanallah “Masjid Utuh berdiri di bencana Jebol tanggul Situ Gintung“. Ini memang bisa dipandang aneh. Namun lebih aneh lagi kalau kejadian ini dipandang sebagai mukjizat dari Tuhan bagi umat Islam. Jika utuhnya itu dianggap lantaran kesucian masjid itu, maka bukankah ada bangunan lain “yang lebih suci” daripada masjid tersebut namun beberapa kali mengalami kerusakan lantaran banjir? (Yang aku maksud dengan “yang lebih suci” ini adalah Kakbah. Lihat “Sejarah Rekonstruksi Kakbah“.)

7. Menurut PosKota, tragedi Situ Gintung ini terjadi karena “Nyi Mas Melati Minta Tumbal“. Ini dia beritanya:

Di balik tragedi Situ Gintung yang menewaskan puluhan orang, banyak cerita misteri yang mengiringi danau seluas 21 Ha tersebut. Seminggu sebelum tanggul jebol, ada informasi kalau sang penunggu, Nyi Mas Melati menampakkan diri dengan berpakaian serba putih di tengah Situ Gintung, Cirendeu, Ciputat.

Kejadian ini termasuk langka dan jarang terjadi terlebih setelah adanya ‘Pulau Bergeser’ di Situ Gintung tahun 1986. Saat itu, menurut Abah Nur, 76, tokoh masyarakat yang yang tinggal sejak tahun 1965, ada cerita munculnya ular besar yang berdiameter sebatang pohon kelapa.

“Setelah munculnya ular raksasa di tengah situ, tiba-tiba timbul gundukan tanah atau yang disebut sebagai pulau kecil di dalam Situ Gintung yang bergeser ke tengah-tengah setu. “Pulau itu terlihat saat air setu menyusut atau kering. Tapi kalau meluap tak terlihat sama sekali,” kata Abah Nur, Jumat (27/3).

Aroma mistik tersebut kembali muncul seminggu lalu, saat sejumlah warga yang sedang memancing sekitar Pk. 18:30 melihat munculnya sinar terang di tengah situ. Sinar itu menggambarkan wanita berparas cantik yang lebih dikenal warga sekitar sebagai Nyi Mas Melati, sang penunggu situ yang dibangun pada tahun 1933 oleh Belanda.

Anehnya, kalau memang firasat/ramalan seperti itu sudah ada sebelumnya, mengapa baru disebarluaskan setelah terjadi tragedi? Mengapa itu tidak disebarluaskan sebelumnya supaya tidak ada korban? (Selain itu, mengapa hanya firasat/ramalan yang “benar” saja yang diberitakan? Mengapa firasat/ramalan keliru tidak diberitakan?)

Read More......